Sumpah Pemuda, kalimat khas yang mudah dicerna akan gaungnya ini selalu terdengar heroik, karena tak pernah absen diperingati setiap tahun. Sumpah yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 silam ini memang bisa dibilang tonggak sejarah dimana berawal dari sumpah tersebut akhirnya Indonesia memperoleh kemerdekaan, tentunya tak lepas dari peran serta pemuda-pemuda Indonesia. Sumpah pemuda menjadi satu penyemangat dalam setiap tetas keringat, darah, dan air mata untuk mendapatkan satu kata, MERDEKA. Lalu, setelah 87 tahun berlalu apakah semangat Sumpah Pemuda masih membara di dada pemuda-pemuda Indonesia?
Tak hanya sebatas tonggak sejarah namun Sumpah Pemuda
menjadi titik awal kebangkitan pemuda dan seluruh elemen masyarakat,
untuk mengikrarkan Indonesia sebagai negara yang berbangsa satu,
bertanah air satu, dan berbahasa satu. Ketiga poin penting ini adalah
satu tekad bulat untuk meraih kedaulatan sebagai negara merdeka dan
terbebas dari belenggu penjajahan. Sumpah Pemuda adalah proses lahirnya
bangsa Indonesia sekaligus buah dari perjuangan rakyat yang selama lebih
dari 3 abad berada dalam cengkeraman bangsa kolonialis. Ketertindasan
selama ratusan tahun mendorong kaum muda untuk membulatkan
tekad, mengangkat harkat martabat rakyat bangsa Indonesia yang akhirnya
berbuah kemerdekaan tepat pda tanggal 17 Agustus 1945.
Semangat Sumpah Pemuda
Seperti namanya, naskah Sumpah Pemuda
dirumuskan oleh gabungan pemuda seluruh Indonesia. Meskipun hanya dalam
bentuk teks pendek namun memiliki makna sangat luas terutama mampu
membangkitkan semangat nasionalisme untuk mempertahankan harga diri
bangsa. Sumpah Pemuda tidak lahir tanpa pemikiran, artinya sumpah ini
tercetus dari tekad yang sama untuk mempersatukan semua kelompok pemuda
menjadi satu kekuatan bangsa.
Belajar dari kegagalan demi kegagalan
untuk memperjuangkan kemerdekaan, membuat pemuda-pemuda Indonesia sadar
bahwa sangat penting untuk menyatukan semangat nasioalisme. Oleh sebab
itu kemudian digelar Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II yang
melahirkan “Pemuda-Pemuda Indonesia”. Ikrar sebagai bagian dari satu
bangsa, satu tanah air dan satu bahasa membawa sukacita terutama setelah
kemerdekaan berhasil diraih 17 tahun setelah Sumpah Pemuda ini
diikrarkan.
Sejarah Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda pertama kali dibacakan
tangga 28 Oktober 1928 yang merupakan hasil rumusan dari Kerapatan
Pemoeda dan Pemoedi atau dalam sejarah lebih dikenal dengan sebutan
Kongres Pemuda II Indonesia, yang hingga kini diperingati setiap tahun
dengan nama peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Jika kita kilas balik, Kongres Pemuda II
selenggarakan dalam tiga tahap dan di tiga tempat yang berbeda. Kongres
ini diprakarsai oleh Organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia
(PPPI) beranggotakan pelajar yang berasal dari seluruh pelosok tanah
air. Kongres ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan organisasi kepemudaan
dari masing-masing daerah di Indonesia seperti Jong Java, Jong Sumatera Bond, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond dan masih banyak lagi. Tak ketinggalan ikut hadir juga pengamat yang mewakili pemuda Tiong Hoa kala itu yakni John Lauw Tjoan Hok, Tjoi Djien Kwie, Kwee Thiam Hong, dan Oey Kay Siang.
Gelaran Rapat Sumpah Pemuda
Adapun ide tau gagasan terselenggaranya
Kongres Pemuda II atau sumpah pemuda ini lahir dari Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia (PPPI). Dari ide-ide PPPI pula kemudian terlaksana
gelaran rapat yang diselenggarakan di tiga gedung berbeda untuk tiga
kali rapat.
- Rapat Pertama
Rapat pertama Kongres Pemuda II diselenggarakan pada hari Sabtu 27 Oktober 1928 bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein
(tempat ini kemudian berubah menjadi Lapangan Banteng). Kala itu ketua
PPPI yaitu Sugondo Djojopuspito dalam sambutannya mengatakan pentingnya
semangat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan, yang harus tertaman
dalam sanubari setiap pemuda pemudi Indonesia. Masih pada hari yang
sama, kongres dilanjutkan dengan penjelasan dari Muhammad Yamin tentang
makna persatuan pemuda. Menurut Muhammad Yamin ada lima hal untuk
memperkuat persatuan bangsa yaitu bahasa, sejarah, pendidikan, hukum
adat, dan yang terakhir kemauan.
- Rapat Kedua
Rapat kedua Kongres Pemuda II ini dilaksanakan pada hari Minggu 28 Oktober 1928 bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop
yang memprioritaskan pembahasan tentang pendidikan. Kala itu dua
pembicara yaitu Poernomo Wulan dan Sarmidi Mangoensarkoro memiliki ide
yang sama yaitu setiap anak wajib mendapatkan pendidikan kebangsaan.
Disamping itu harus ada keseimbangan antara kesempatan mendapatkan
pendidikan, waktu bermain , dan waktu Sekolah. Secara garis besar anak
perlu dididik dengan cara-cara demokratis.
- Rapat Ketiga
Rapat ketiga Kongres Pemuda II diisi dengan rapat penutup. Acara ini dilaksanakan di Gedung Indonesische Clubgebouw
tepat di Jalan Kramat raya No. 106. Sunario sebagai salah satu peserta
kongres juga menjelaskan bahwa perlu adanya gerakan kepanduan disamping
demokrasi dan nasionalisme. Ramelan seorang peserta lain menyatakan,
sebuah pergerakan nasional membutuhkan gerakan kepanduan. Gerakan
kepanduan yang dimaksud mencakup pembentukan karakter anak yang disiplin
dan mandiri sejak usia dini sebab berbagai karakter tersebut mutlak
dibutuhkan dalam perjuangan.
Makna Sumpah Pemuda
Makna isi Sumpah Pemuda tercermin dari 3 isi utama Sumpah Pemuda itu sendiri. Adapun bunyi asli dari teks Sumpah Pemuda adalah:
SOEMPAH PEMOEDASatoe. KAMI POETRA POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATU, TANAH AIR INDONESIA.Doea. KAMI POETRA POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.Tiga. KAMI POETRA POETRI INDONESIA MENJOENJOENG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA.
Inti dari 3 poin Sumpah Pemuda diatas bisa disimpulkan sebagai berikut:
- “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia”. Pernyataan ini mengandung makna seluruh pemuda pemudi Indonesia harus bangga menjadi bagian dari negara Indonesia. Persatuan ini harus tetap terjaga meskipun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, seperti makna “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap dalam satu kesatuan.
- “Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia”. Dengan tekad ini diharapkan dalam setiap perjuangan, setiap pemuda Indonesia selalu mewakili bangsa Indonesia, bukan mewakili daerah atau suku tertentu. Dengan semangat ini tentunya akan tercipta persatuan dan kesatuan yang semakin kokoh dan dilandasi oleh toleransi antar sesama anak bangsa.
- “Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, Bahasa Indonesia”. Dimana sangat jelas, Dalam penyataan hal ini menyatakan bahwa meskipun Indonesia memiliki banyak bahasa daerah namun hanya ada satu bahasa yang merupakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Intinya bahasa Indonesia adalah satu-satunya bahasa resmi untuk wilayah Indonesia.
Makna Sumpah Pemuda dulu dan sekarang
memang berbeda. Dulu Sumpah Pemuda adalah semangat untuk mendorong
semangat juang demi meraih kemerdekaan sesuai cita-cita seluruh
masyarakat Indonesia. Sekarang setelah kemerdekaan tercapai tak lantas
Semangat Sumpah Pemuda hilang dari dada pemuda dan generasi bangsa.
Justru setelah kemerdekaan, pemuda-pemuda tetap harus menggelorakan
semangat Sumpah Pemuda dengan prestasi-prestasi di kancah dunia. Harga
diri bangsa wajib dipertahankan, tentunya dengan semangat juang sebagai
generasi bangsa yang berprestasi dan berkualitas. Perjuangan dan
semangat Sumpah Pemuda belum berakhir, dan tidak akan pernah berakhir.
0 komentar:
Posting Komentar