Semenjak dahulu, di berbagai tempat, ratusan peperangan telah terjadi
mengisi peradaban manusia. Dan setiap peperangan tersebut tak pelak
menimbulkan banyak jumlah korban jiwa, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Di artikel ini kami mencoba memberikan daftar peperangan
paling mematikan sepanjang masa, berdasarkan besarnya jumlah korban jiwa
yang ditimbulkan.
Jumlah korban jiwa yang tercantum merupakan estimasi, dan sangat mungkin untuk diperdebatkan.
10
Pemberontakan Dungan
Korban: 8.000.000 – 12.000.000
Pemberontakan
Dungan (Dungan Revolt) adalah perang etnik, dengan dibumbui dengan isu
berbau religius atau agama, yang terjadi pada abad ke-19 di China.
Pemberontakan ini merupakan gerakan yang diperankan oleh kelompok Muslim
Hui bersama kelompok Muslim lainnya di beberapa daerah di China, yaitu
privinsi Shaanxi, Gansu, Ningxia, serta di Xinjiang, yang dilakukan
terhadap pemerintahan Dinasti Qing. Pemberontakan dan peperangan
berlangsung antara tahun 1862 hingga 1877. Peristiwa ini juga dikenal
dengan perang Minoritas Hui.
9
Pemberontakan Alis Merah (Chimei)
Korban: 10.000.000
Adalah
pemberontakan rakyat yang terjadi dalam rentang tahun 17-27 SM di
China. Dikenal dengan “Pemberontakan Alis Merah” karena para pemberontak
mewarnai alis mereka menjadi merah. Dimulai di provinsi Shantung di
bawah kepemimpinan seorang petani, Fan Chung. Pasukan Fan Chung terdiri
dari petani miskin, pekerja sewaan, dan budak.
via earlyworldhistory.blogspot.com
Karena
ketidakmampuan Wang Mang (penguasa Dinasti Xin) dalam
memerintah–khususnya dalam pelaksanaan reformasi kebijakan tanah–dan
bencana kelaparan massal akibat banjir Sungai Kuning yang mempengaruhi
daerah Shandong dan Jiangsu utara, maka orang-orang yang tidak bisa lagi
bertahan hidup melalui pertanian terpaksa melakukan pemberontakan untuk
mencoba bertahan hidup. Pemberontakan besar-besaran pun terjadi.
Pada
tahun 23 dan 24 pasukan Alis Merah berhasil maju menuju ibukota
kekaisaran, Chang’an. Kelompok pemberontak lain pun berhasil mencapai
ibukota, termasuk pasukan yang dipimpin oleh Liu Xuan, anggota Dinasti
Han yang mencoba memanfaatkan situasi perang untuk menaklukkan Dinasti
Xin. Xin ditaklukkan, dan seluruh kerajaan jatuh ke tangan Liu Xuan yang
kemudian memproklamirkan diri sebagai Kaisar Gengshi, sekaligus memulai
pemerintahan kekuasaan Dinasti Han. Wang Mang dipenggal dan ibukota
Chang’an dikontrol oleh Han.
Pemberontak Alis Merah menolak
mengakui pemerintahan Gengshi (Liu Xuan). Di awal tahun 25, pasukan Alis
Merah berhasil menghancurkan Gengshi dan pasukannya, lalu merebut
ibukota dan menempatkan Liu Peng-tzu (seorang pengembala) sebagai kaisar
di Chang’an.
Pada awal 27, dalam pertempuran dekat Hsiaoti (barat
Loyang), Alis Merah menderita kekalahan telak di tangan Liu Xiu,
anggota bangsawan aristokrat di masa Gengshi, yang pada tahun 25 telah
mengadopsi gelar Kaisar Han dengan nama Kuang Wu – ti. Bbeberapa bulan
kemudian, hampir seluruh tentara Alis Merah bersama dengan Liu Peng-tzu
menyerah kepada Kuang Wu – ti. Sisa-sisa pasukan Alis Merah dihancurkan
pada musim panas tahun 27.
8
Era of Warring States
Korban: 10.000.000
Periode
Negara-Negara Berperang (Era of Warring States) merujuk pada era China
Kuno, sekitar 480 – 221 SM, dimulai setelah berakhirnya Zaman Musim Semi
dan Gugur yang damai, yang berubah menjadi zaman kacau balau dimana 7
negara besar berperang. Periode ini berakhir setelah kemenangan negara
Qin, sekaligus menandakan bermulanya pemerintahan Dinasti Qin.
Mega-konflik
ini sebenarnya melibatkan puluhan negara di China saat itu, namun
negara-negara kecil telah ditaklukkan oleh kekuatan yang lebih besar dan
tersisalah 7 negara besar yang terus berperang. Ketujuh negara tersebut
adalah Negara Qin (menguasai wilayah Shaanxi yang sekarang), Negara Chu
(Hunan dan Hubei), Negara Han (Shanxi), Negara Qi (Shandong), Negara
Zhao (Hebei, Mongol dalam, dan Shanxi), Negara Wei (Henan), dan Negara
Yan (Hebei, Beijing).
Dalam ratusan tahun masa chaos ini, terjadi banyak penaklukan dan perubahan kekuasaan di berbagai tempat. Setiap negara berusaha menaklukkan negara lainnya. Terdapat banyak kompromi, konsolidasi, pengkhianatan, dan penyatuan wilayah, dan perpecahan lanjutan. Terdapat banyak versi catatan yang berbeda mengisahkan keadaan chaos di masa ini.
Periode
awal zaman ini nyatanya tidak begitu suram. Filuf Confusian terkenal
seperti Mencius dan Sun-Tzu hidup di masa ini, aktif mengajar dan
menulis ketika situasi belum terlalu kacau. Terdapat beberapa
kebangkitan intelektual di beberapa tempat. Sistem administrasi baru
dikembangkan untuk mengatur teritori antar negara. Selanjutnya
disebutkan bahwa perang tidak dimulai dengan friksi diplomatik dan
teritorial antara negara besar, melainkan karena ada satu negara yang
ingin menaklukkan dan menguasai negara-negara lainnya. Pendapat terpisah
pun ada yang mengatakan bahwa peperangan dan penaklukan penuh darah ini
‘diperlukan’ untuk mengakhiri era anarki dan menyatukan semua negara.
Negara
Qin dari barat laut akhirnya menaklukkan kerajaan di tenggara, Chu,
pada 223 SM. Lawan terakhir ditaklukkan dua tahun kemudian pada 221 SM,
sehingga menciptakan Kekaisaran Qin (China). Zaman ini merupakan topik
kesusastraan paling populer di China, dan telah diangkat ke berbagai
karya sastra, termasuk film.
7
Pemberontakan An Shi (An Lushan)
Korban: 13.000.000
Adalah
sebuah pemberontakan masif terhadap kekuasaan Dinasti Tang (Kaisar
Xuangzong) di China, yang terjadi antara 16 Desember 755 hingga 17
Februari 763. An Lushan sendiri adalah seorang Jenderal dari Dinasti
Tang yang memilih untuk memberontak karena kekuatan Tang yang melemah
akibat berbagai peperangan.
Dimulai ketika Jendral An Lushan menyatakan diri secara terang-terangan sebagai kaisar di China Utara, dan mendirikan Dinasti Yan. Ia lalu langsung menekan ibukota kerajaan Tang di Chang’an. Sepanjang perjalanan, ia memperlakukan tentara dan pejabat pemerintahan yang menyerah dengan baik, sehingga banyak dari mereka yang bergabung dengan pemberontakan tersebut.
Walaupun telah menyewa lebih dari 4.000
tentara dari Arab untuk mempertahankan Chang’an, An Lushan tetap
berhasil menaklukkan ibukota melalui pertempuran berdarah. Pemberontak
memasuki ibukota dan Kaisar Xuangzong yang berumur 71 tahun kabur
meninggalkan Chang’an. Setelah berhasil mencapai daerah Sichuan yang
sekarang, Kaisar mengangkat anaknya yang berusia 45 tahun, Suzong,
sebagai kaisar yang baru, meneruskan Dinasti Tang. Kaisar Suzong
kemudian menyewa 22.000 tentara Arab, dan sejumlah besar pasukan Uighur
(tentara Muslim) serta bantuan dari Muslim Hui. Dengan tambahan pasukan
ini, Tang berhasil merebut kembali Chang’an dan Luoyang pada tahun 757.
An Lushan lari ke timur.
Di Chang’an, Kaisar Suzong mengangkat
anaknya sebagai Kaisar baru Tang, Daizong, pada Mei 762. Daizong
memanfaatkan keadaan Yan yang terpecah dan saling membunuh, dan berhasil
menaklukkan Luoyang pada musim dingin 762. Kerajaan Yan pun dilalahkan,
dan mayoritas pejabat dan tentara memilih balik kepada Tang. Pada
tanggal 17 Februari 763, pasukan Tang mencegah Shi Chaori
memproklamirkan diri sebagai kaisar Yan yang baru. Daripada menghadapi
penangkapan, Shi bunuh diri, dan pemberontakan An Lushan pun berakhir.
6
Perang Dunia I
Korban: 16,563,868-30,000,000
Perang
Dunia I (World War 1 / Great War) adalah ‘perang global’ pertama di
dunia, berpusat di Eropa, yang dimulai dari 28 Juli 1914 hingga 11
November 1918. Lebih dari 9 juta tentara tewas dalam peperangan aktif,
karena teknologi telah digunakan sebagai senjata yang efektif. PD I
melibatkan banyak negara, namun pada dasarnya terdapat dua kubu aliansi
yang saling berlawanan, yaitu Sekutu (Britania Raya/Inggris, Prancis dan
Rusia) dan Kekuatan Central (German dan Austria-Hungaria). Sebelumnya
Itali tergabung bersama German dan Austria-Hungaria, namun pecah kongsi
karena Austria menyerang di saat aliansi mereka dalam status bertahan.
Kedua aliansi lalu melakukan reorganisasi. Itali, bersama dengan Amerika
dan Jepang, bergabung bersma Sekutu. Sedangkan Bulgaria dan Turki
bergabung ke pihak Kekuatan Central. Total lebih dari 70 juta personil
tentara (60 juta di antaranya berasa dari Eropa) dikerahkan dalam salah
satu perang terbesar dalam sejarah ini.
28 Juli, Austria-Hungaria menginvasi Serbia, sementara German melakukan invasi ke negara netral Belgia dan Luxembourg, sebelum akhirnya menuju ke Prancis. Di saat yang sama Rusia menyerang German. Inggris pun menyatakan perang dengan German. November 1914, Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) bergabung dalam PD I, disusul oleh Itali dan Bulgaria pada 1915, lalu Rumania pada 1916. Setelah serangan Jerman di sepanjang front barat tahun 1918, Sekutu memaksa pasukan Jerman mundur dalam serangkaian serangan yang sukses dan pasukan Amerika Serikat mulai memasuki parit. Jerman, yang bermasalah dengan revolusi pada saat itu, setuju melakukan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 yang kelak dikenal sebagai Hari Gencatan Senjata. Perang ini berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu.
Pada akhir perang, empat kekuatan
imperial besar—Kekaisaran Jerman, Rusia, Austria-Hongaria, dan
Utsmaniyah—bubar. Negara pengganti dua kekaisaran yang disebutkan
pertama tadi kehilangan banyak sekali wilayah, sementara dua terakhir
bubar sepenuhnya. Eropa Tengah terpecah menjadi beberapa negara kecil.
Liga Bangsa-Bangsa dibentuk dengan harapan mencegah terjadinya konflik
seperti ini di kemudian hari.
5
Pemberontakan Taiping
Korban: 20.000.000
Pemberontakan
Taiping adalah gerakan revolusi skala besar yang berlangsung antara
1850 hingga 1864, di China Selatan, terhadap penguasa Manchu, Dinasti
Qin. Pemberontakan ini dipimpin oleh Hong Xiuquan, yang mengumumkan
bahwa ia telah menerima visi di mana dikatakan bahwa dia adalah adik
dari Yesus. Ia lantar mendirikan Kerajaan Surga Taiping dengan ibukota
di Nanjing dan memperoleh kekuasaan atas sebagian besar Cina selatan,
menguasai sekitar 30 juta orang. Mereka mencoba untuk melaksanakan
beberapa reformasi sosial, seperti pemisahan seks yang ketat,
penghapusan tradisi mengikat kaki, sosialisasi tanah, “penekanan”
perdagangan pribadi dan menggantikan Konfusius, Buddha dan agama
tradisional Cina menjadi Kristen.
Setidaknya 20 juta orang meninggal , terutama warga sipil , di salah satu konflik militer paling mematikan dalam sejarah. Kerena tidak adanya sensus yang memadai pada saat itu, perkiraan tersebut harus didasarkan pada interpretasi, namun sumber yang paling banyak dikutip menaytakan jumlah kematian selama 15 tahun pemberontakan adalah sekitar 20-30 juta warga sipil dan tentara. Sebagian besar kematian dikaitkan dengan wabah penyakit dan kelaparan. Pada Pertempuran Ketiga Nanking pada tahun 1864, lebih dari 100.000 orang tewas dalam tiga hari.
4
Penaklukan Dinasti Ming oleh Dinasti Qing
Korban: 25.000.000
Di
penghujung Dinasti Ming ((1368 – 1644), pemberontakan marak di seluruh
negara dan pada puncaknya, Beijing jatuh ke tangan pemberontak yang
dipimpin oleh Li Zicheng. Kekalahan ini menyebabkan Chongzhen
menggantungkan dirinya di bukit di belakang Kota Terlarang. Li yang
bersengketa dengan Wu Sangui menangkapi keluarganya di Beijing
menyebabkan Wu memutuskan untuk menyerah kepada suku Manchu yang
kemudian menaklukkan Li Zicheng dan menguasai Beijing pada tahun 1644.
Setelah Beijing dikuasai oleh suku Manchu, mereka kemudian mendirikan Dinasti Qing yang menandai runtuhnya Dinasti Ming. Sisa-sisa kekuatan yang setia kepada Dinasti Ming kemudian mengungsi ke selatan Cina dan meneruskan perlawanan secara terpisah. Dalam sejarah, kekuatan ini dikenal sebagai Ming Selatan. Ming Selatan kemudian berhasil dihancurkan oleh Kaisar Kangxi pada tahun 1683.
3
Perang Cina-Jepang Kedua
Korban: 27.000.000
Perang
Asia terbesar di abad ke-20, berlangsung antara 7 Juli 1927 – 9
September 1945, atau berlangsung sebelum–dan berakhir hampir bersamaan
dengan–PD II. Perang besar ini melibatkan dua raksasa Asia, Republik
China dan Kekaisaran Jepang.
via en.wikipedia.org
Perang
ini merupakan akibat dari kebijakan imperialis Jepang yang sudah
berlangsung selama beberapa dekade. Jepang bermaksud mendominasi China
secara politis dan militer untuk menjaga cadangan bahan baku dan sumber
daya alam yang sangat banyak dimiliki China. Pada saat yang bersamaan,
kebangkitan nasionalisme China dan kebulatan tekad membuat perlawanan
tidak bisa dihindari. Sebelum tahun 1937, kedua pihak sudah bertempur
dalam insiden-insiden kecil dan lokal untuk menghindari perang secara
terbuka. Invasi Manchuria oleh Jepang pada tahun 1931 dikenal dengan
nama Insiden Mukden. Bagian akhir dari penyerangan ini adalah Insiden
Jembatan Marco Polo tahun 1937 yang menandai awal perang besar-besaran
antara kedua negara.
Sejak tahun 1937 sampai 1941, China berperang
sendiri melawan Jepang. Setelah peristiwa penyerangan terhadap Pearl
Harbor terjadi, Perang Cina-Jepang Kedua pun bergabung dengan konflik
yang lebih besar, Perang Dunia II.
2
Ekspansi Mongol
Korban: 30,000,000–60,000,000
Ekspansi
Mongol adalah sebuah ekspansi besar bangsa Mongol yang dipimpin oleh
Genghis Khan untuk menaklukkan wilayah Eurasia pada awal abad ke-13. Dia
mendirikan Kerajaan Mongol pada tahun 1206 dan memimpin penaklukan
penuh kekerasan di dua benua, Eropa dan Asia. Bermula dengan sebuah
wilayah kecil di Asia Tengah kemudian tumbuh menjadi wilayah kekuasaan
terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah, mencakup hampir seluruh Asia
(termasuk Java) dan sebagian Eropa.
Menurut catatan, invasi Mongol di Eurasia berlangsung antara dari 1206 hingga 1337. Karena wilayah yang terlalu luas dan sistem pemerintahan yang mengandalkan satu orang pemimpin, maka begitu Genghis Khan meninggal, keturunannya saling berebut kekuasaan dan mereka meninggalkan ekspansi mereka di Eropa untuk kembali ke Mongolia berebut kekuasaan dengan saudara-saudara mereka.
Walaupun ekspansi disebutkan
berakhir sebelum pertengahan abad ke-14, namun sebenarnya peperangan dan
penaklukan terus berlangsung hingga abad ke-15 oleh penguasa-penguasa
yang lebih kecil sisa-sisa dari Kerajaan Mongol di berbagai tempat.
1
Perang Dunia II
Korban: 60,669,200-84,589,300
Berlangsung
antara 1939 hingga 1945, Perang Dunia II melibatkan banyak sekali
negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar—yang pada akhirnya
membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan
Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan
lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer Dalam keadaan
“perang total”, negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan
ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga
menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer.
Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 60 juta sampai 80 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
0 komentar:
Posting Komentar