Ada bayi perempuan sehat bernama Helen Adam Keller
yang dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1880 di Tuscumbia, Alabama. Pada
saat berumur 19 bulan ia menderita tuli dan buta sebelum ia mengetahui
cara membaca dan menulis. Pada saat itu ia diduga mengidap demam otak
(meningitis) dan mungkin saja sekarang lebih tepatnya dikenal dengan
nama demam scarlet. Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa membaca, melihat dan mendengar.
Helen ternyata belajar dengan cepat dengan metode yang tepat pula,
namun ia tidak tahu bagaimana cara untuk mengucapkan kata-kata. Selama
beberapa hari, ia banyak belajar mengeja kata-kata baru namun dengan
cara yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Pada saat malam tiba,
ia sudah mempelajari 30 kata-kata baru. Sewaktu
ia mengecap pendidikan, ia belajar menguasai alphabet dengan cepat,
baik manual maupun huruf timbul khusus bagi orang buta serta
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis.
Sejak ia masih kecil, ia selalu berkata suatu hari saya akan masuk
perguruan tinggi dan akhirnya ia membuktikannya. Pada tahun 1898, ia
berhasil masuk ke Cambrige school for young ladies sebelum akhirnya ia
masuk ke Radcliffe College pada musim gugur 1900 dan menamatkan
sekolahnya pada tahun 1904 dengan prestasi Cumlaude.
Helen Keller adalah wanita tegar yang menjadi inspirasi bagi
Dunia dan ia dikenal sebagai pejuang hak-hak wanita, pembela orang cacat
serta pengarang produktif dan sukses. Helen Keller bisa
membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak bisa mengekang manusia untuk
sukses, selama ada keyakinan diri, kerja keras dan semangat.
Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi seperti
itu. Seandainya Helen Keller diberi pilihan, pasti dia akan memilih
untuk lahir dalam keadaan normal. Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup yang luar biasa dan tumbuh
menjadi seorang legendaris. Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki
keterbatasan pula, seperti cacat, buta dan tuli. Ia mengharapkan, semua
orang cacat seperti dirinya mampu menjalani kehidupan seperti manusia
normal lainnya, meski itu teramat sulit dilakukan.
Helen Keller pernah berkata, “It would be a blessing if each
person could be blind and deaf for a few days during his grown-up live.
It would make them see and appreciate their ability to experience the
joy of sound”.Yang artinya, “merupakan sebuah anugerah bila
setiap orang yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan tuli
beberapa hari saja. Dengan demikian, setiap orang akan lebih menghargai
hidupnya, paling tidak saat mendengar suara!”
Sekarang, coba kita bayangkan diri kita buta dan tuli selama 3 hari saja…
Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut. Kita tidak
boleh melihat atau mendengar apapun. Tidak bisa melihat warna-warni
dunia, tidak bisa melihat terangnya matahari, birunya langit, bahkan
wajah pasangan kita lagi dan tidak bisa menikmati musik dan acara TV
kesayangan kita serta suara anak kita sedang bernyanyi! Kalau 3 hari
cukup berat, bagaimana kalau 3 jam saja?
Sadarilah, bahwa kita sering terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki dalam hidup kita!
Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan demi keluhan
hingga kurang menghargai apa yang sudah kita miliki. Padahal bisa jadi,
apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa
dinikmati oleh orang lain. Renungkan mengenai keluarga kita, pekerjaan
kita maupun kesehatan kita… bukankah kita harusnya sangat mensyukuri
mengenai hidup kita ini? Karena banyak orang yang tidak memiliki
mengenai apa yang kita miliki sekarang ini bukan? Bagaimana orang yang
tidak memiliki orang tua dari kecilnya? Bagaimana orang yang sangat
sulit untuk mencari pekerjaan atau dikeluarkan dari pekerjaannya?
Bagaimana orang yang tidak memiliki kaki atau tangan atau bahkan
keduanya? Helen Keller pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan
bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampu melakukan banyak
hal, termasuk membuat sebuah tulisan yang menarik.
Dari Helen Keller kita bisa mengambil banyak pelajaran yaitu yang
pertama…. jika kita mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang
sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup
dengan lebih baik. Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan menjadi seorang
manusia yang lebih baik. Dan satu hal lagi, apapun kondisi kita,
itu tidak akan membatasi kita untuk tetap memiliki mimpi-mimpi,
mencapai goal-goal kita, karena bukan keterbatasan yang membelenggu
kita, namun kemauan atau tekad!
sumber: www.suksesitubebas.com
0 komentar:
Posting Komentar